Langsung ke konten utama

 Kenapa ya kita suka cuan 赚 ?

cuan (zhuan) adalah bahasa mandarin yang berarti "untung dari uang yang didapatkan"

Tulisan ini merupakan ringkasan dan refleksi dari seri Cultura Anima ke-6 yang diadakan secara online oleh GRII Pusat Sore, semoga bisa menjadi berkat!

Apa yang uang janjikan sampai-sampai manusia berjerih payah untuk mendapatkannya, dengan pemikiran "semakin banyak semakin baik"?

Well, memang tidak bisa dipungkiri uang adalah salah satu medium yang seringkali dianggap menjanjikan kehidupan yang lebih baik karena ketika kita memiliki uang maka kita punya kuasa dan pilihan untuk memilih standard living yang lebih baik. Namun, apakah pernyataan ini benar-benar benar?

Kita tahu, uang adalah alat ukur buatan manusia yang juga adalah bentuk kebudayaan (karena di zaman dulu seperti pada zaman batu, uang belum eksis). Dari sisi ini kita tahu bahwa uang bukan segalanya, ia hanya satu bagian dari aspek kehidupan manusia yang memang punya link secara tidak langsung dengan aspek kehidupan lainnya, simply sebagai alat ukur dan alat tukar :)

Secara tidak sadar, mungkin kita mempunyai gambaran atau narasi tertentu yang terkesan ideal, narasi yang dipercaya dapat terwujud dengan adanya si uang, tapi tidak jarang fakta yang terjadi seringkali tidak sejalan. Maka dari itu, jangan sampai kita mudah terbawa dengan motto "no money no life". 

Banyak orang berkata, ya kalau uda kerja mah fokusnya beda, apalagi kalau uda merasakan gaji pertama. Hmmm, memang benar sih, kita senang ketika jerih payah kita mendapatkan upah, tapi semoga kita jangan lupa untuk menempatkan diri kita supaya tidak diperdaya sama uang itu sendiri ya. Masakan kita rela posisi kita diambil sama si uang, bukannya justru kitalah (manusia) yang seharusnya menjadi tuan untuk 'memperalat' uang?  we are human, we should live our life based on humanity, not "robot-nity". 

Ternyata, seringkali kita lupa kalau peran kita bukan hanya sebagai konsumen, tapi juga produsen. Seringkali kita lebih condong pada pemikiran "Dengan uang ini, gw bisa pake buat apa aja ya?" dibandingkan "Gw uda produce berapa banyak untuk orang lain sehingga dapat uang ini ya?". Dalam sistem ekonomi dari sisi konsumen, kita tentu tidak suka kalau jumlah konsumen melebihi produsen karena dengan begitu akan terjadi kelangkaan dan harga barang pasti melonjak tinggi, tapi kalau masalah uang, kok beda ya?

Memiliki uang banyak tidaklah salah, asalkan kita bisa mengelolanya dengan bijak, jangan sampai ketamakan mendasari motivasi hati kita dalam memproduksi dan mengonsumsi uang. Kalau ada yang berpendapat "money can do anything", tapi kenapa ya seringkali kita jumpai bahwa "orang yang punya uang paling banyak belum tentu adalah mereka yang punya kontribusi paling banyak?". Do money really can do anything?"

Semoga melalui tulisan ini kita bisa berefleksi lagi, apa peran uang dalam hidup kita, semoga kita tidak termasuk kelompok yang diperdaya uang melainkan sebaliknya, menghasilkan dan menggunakannya dengan bijak, by justice and love not by selfishness. Apakah kita rela memakai waktu hidup kita yang singkat ini hanya untuk bekerja menabung mencari uang lebih banyak hanya untuk menjadi orang kaya? Bukankah masih banyak hal dan aspek lain yang lebih worth it  untuk menjadi target hidup ini? Tidakkah kita sayangkan keputusan itu? 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian di awal tahun 2021: Aku sakit lagi?

Bagiku, 2016 merupakan tahun yang penuh dengan kenangan karena di tahun ini banyak sekali pasang surut gelombang kehidupan yang aku alami. Dalam satu tahun, aku terbang ke dua negara yang berbeda, bukan untuk bertamasya melainkan untuk berobat. Ya, dapat dikatakan tahun ini merupakan tahun "tergelap" bagi kehidupan fisikku. Mengalami penderitaan yang tak kunjung henti, keluar masuk ruang operasi, dan aku pun (dan ibuku) dituntut untuk belajar sabar. Setelah lewat tahun ini, akupun merasa aku sudah lebih dewasa karena berhasil melalui rintangan yang ada. Alhasil, siapa yang menduga gelombang dua penderitaan kini muncul kembali? Ya, ternyata selang 5 tahun, arus penyakit lainpun tiba di hidupku. Tepat satu tahun setelah tahun Covid-19... 2021 adalah tahun penuh harapan bagi banyak orang, tidak asing terdengar dimana-mana bahwa kita semua mengharapkan perubahan. Sudah cukup menderita karena Covid sepanjang tahun 2020. Akan tetapi, tentunya tidak semua harapan kita berjalan semul
Rabu, 09 Juni 2021 "Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha" - Jerome Polin Akhir-akhir ini aku suka sekali menonton YouTube Jerome Polin, dan dalam minggu ini baru saja kesampean membaca buku yang menceritakan kisah hidupnya berjudul "Mantappu Jiwa". Dari bukunya aku belajar bahwa hidup itu ga pernah mudah dan Jerome adalah seorang pemuda yang gigih berjuang dan pantang menyerah, ia juga selalu membawa seluruh usahanya di dalam doa kepada Tuhan. Salah satu quotes yang aku suka dari bukunya yaitu: Seperti kata orang banyak jalan menuju ke Roma, berarti banyak juga jalan menuju kesuksesan. Namun ternyata Roma yang kita tuju belum tentu Roma yang Tuhan maksud." Setelah membaca sebagian dari bukunya dan setiap kali menonton videonya, aku selalu termotivasi untuk bangkit lagi. Bersyukur karena Tuhan bangkitkan orang yang humble seperti Jerome Polin.  Pada hari ini, tanggal 09 Juni 2021 aku mau cerita sedikit tentang health condition ku. Kemarin genap 3 bulan aku me

Jakarta + hujan deras = ...

Sebuah peristiwa yang sulit membuatku belajar banyak hal... Senin, 9 Februari 2015                Sebuah peristiwa 2 tahun yang lalu pun terulang. Hujan deras kembali mengguyur kota Jakarta yang ramai ini. Jalan raya yang awalnya kering, kini terlihat seperti sungai yang mengalir. Sungai itu tidak lain adalah banjir. Ketika banjir, aku bisa melihat berbagai macam ekspresi orang. Ada yang senang, ada pula yang menggerutu, tapi ada juga yang tetap bersyukur. Peristiwa ini juga membuatku bisa belajar dan merefleksikan banyak hal...                Pagi itu aku masuk sekolah. Hujan deras terus turun membasahi jalan. Awalnya, aku mengira bahwa hanya sedikit dari kami yang masuk, tapi ternyata dugaanku salah. Pelajaran berlalu seperti biasa. Namun, ketika hujan tidak henti-hentinya turun dengan deras, banyak dari kami yang bersemangat untuk pulang. Sebetulnya aku bingung dengan tindakan mereka. Jika memang bersemangat untuk pulang, untuk apa masuk sekolah? Lagipula bukankah mereka ta