Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Cerita singkat

Bertemu Tante di Bajaj Sudah di akhir September, tidak terasa, waktu cepat sekali berjalan. Hari demi hari pun telah kulalui dan semakin hari, jadwalku semakin padat. Banyak kegiatan ini dan itu yang harus kukerjakan, belum lagi ditambah tugas dan ulangan. Untunglah lusa libur, setidaknya aku memiliki waktu untuk beristirahat selama 2 hari. Em.. Biasanya, di masa-masa istirahat ini, aku selalu menyusun jadwal untuk mengisi hari. Namun, seringkali pula jadwalku tidak terlajankan dengan lancar. Tulisan hari ini tidak akan membahas mengenai cara efektif menyusun jadwal atau sebagainya. Sekadar informasi, anggaplah pembukaan ini sebagai intermession sebelum memasuki inti tulisan.  Hari ini, setelah bel pulang sekolah, aku bergegas pulang. Tidak seperti biasanya, hari ini adalah hari termudah mendapatkan angkutan umum. Uniknya, tidak seperti hari biasanya pula, bapak bajaj menawarkan seorang ibu untuk 'sekalian ikut'. Memang benar, ternyata kami memiliki arah tujuan yang sama.

Yuk mari belajar dari Mukhlis Paeni

Pentingnya Kesadaran akan Sejarah Historiografi mencatat bahwa secara garis besar, Indonesia terbagi dalam 3 masa yang panjang, yaitu: tradisional (era kerajaan; para raja ), kolonial (era para penjajah, terutama Belanda dan Jepang), dan nasional (era setelah kemerdekaan). H al ini membuktikan bahwa Indonesia telah mengukir perjalana n sejarah yang panjang. Namun, perjalanan sejarah yang panjang tidak dapat dijadikan jaminan majunya sebuah bangsa jika tidak ada kesadaran akan pentingnya belajar dari sejarah. Hal ini pula yang diangkat menjadi salah satu poin oleh seorang Doktor bernama Mukhlis Paeni dalam tulisannya yang berjudul  “ Hari Sejarah Indonesia ” ; diterbitkan oleh KOMPAS dalam kolom opini pada tanggal 13 Desember 2014. Tulisan ini dibuat sebagai bentuk peringatan hari Sejarah Indonesia pada tanggal 14 Desember 2014. P aradigma sejarah berubah sesuai dengan bertumbuhnya zaman. Oleh karena itu, jangan sampai bansga Indonesia tidak tahu dan/atau mengerti akan perubahan

Jakarta + hujan deras = ...

Sebuah peristiwa yang sulit membuatku belajar banyak hal... Senin, 9 Februari 2015                Sebuah peristiwa 2 tahun yang lalu pun terulang. Hujan deras kembali mengguyur kota Jakarta yang ramai ini. Jalan raya yang awalnya kering, kini terlihat seperti sungai yang mengalir. Sungai itu tidak lain adalah banjir. Ketika banjir, aku bisa melihat berbagai macam ekspresi orang. Ada yang senang, ada pula yang menggerutu, tapi ada juga yang tetap bersyukur. Peristiwa ini juga membuatku bisa belajar dan merefleksikan banyak hal...                Pagi itu aku masuk sekolah. Hujan deras terus turun membasahi jalan. Awalnya, aku mengira bahwa hanya sedikit dari kami yang masuk, tapi ternyata dugaanku salah. Pelajaran berlalu seperti biasa. Namun, ketika hujan tidak henti-hentinya turun dengan deras, banyak dari kami yang bersemangat untuk pulang. Sebetulnya aku bingung dengan tindakan mereka. Jika memang bersemangat untuk pulang, untuk apa masuk sekolah? Lagipula bukankah mereka ta

Pandangan kekristenan mengenai homosexual

Kenapa Homosexual tidak seperti dosa lainnya? Di Indonesia, homosexual tidak sebanyak di dunia Barat. Pernahkah kalian melihat atau mendengar pertanyaan seperti di atas? Pertanyaan ini memang jarang muncul di media sosial atau artikel lain dan termasuk pertanyaan yang unik.Kita tentu tahu bahwa homoseksual adalah tindakan yang salah dan Apa maksudnya homoseksual tidak seperti dosa lainnya? Untuk mengetahui jawabannya, bacalah artikel di bawah. http://www.desiringgod.org/blog/posts/why-homosexuality-is-not-like-other-sins 

Tulisan di awal tahun 2015

KENANGAN Selamat tahun baru. Sangat tidak terasa, waktu sudah berlalu begitu cepat. Sepertinya, baru saja kemarin aku libur, ternyata besok sudah sekolah lagi. Aku senang dengan liburan kali ini. Walaupun rasa malas di masa libur sangat kuat, tapi aku tetap berhasil mengatur jadwalku. Hal yang paling sering kukerjakan waktu libur adalah membaca, menonton, dan melihat kenangan serta mengingatnya.  Biasanya, aku mengingat kenangan melalui foto atau buku harian. Banyak cerita yang terkandung di dalamnya. Cerita itu tidak selalu menyenangkan. Tidak jarang cerita itu membuatku sedih. Namun, aku senang mengenangnya dan kusebut kenangan itu sebagai sejarah.  Saat mengenang masa lalu dan melihat masa kini, aku menyadari ada banyak hal yang berubah. Sebagian dari mereka sudah tidak seramah dulu. Namun, ada juga yang masih sama. Diriku pun berubah. Aku sering mengeluh akan perubahan yang terjadi, tapi kusadari bahwa itulah kehidupan. kehidupan menyebabkan adanya perubahan, ke arah positif at