Langsung ke konten utama
Rabu, 09 Juni 2021

"Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha" - Jerome Polin

Akhir-akhir ini aku suka sekali menonton YouTube Jerome Polin, dan dalam minggu ini baru saja kesampean membaca buku yang menceritakan kisah hidupnya berjudul "Mantappu Jiwa". Dari bukunya aku belajar bahwa hidup itu ga pernah mudah dan Jerome adalah seorang pemuda yang gigih berjuang dan pantang menyerah, ia juga selalu membawa seluruh usahanya di dalam doa kepada Tuhan. Salah satu quotes yang aku suka dari bukunya yaitu: Seperti kata orang banyak jalan menuju ke Roma, berarti banyak juga jalan menuju kesuksesan. Namun ternyata Roma yang kita tuju belum tentu Roma yang Tuhan maksud." Setelah membaca sebagian dari bukunya dan setiap kali menonton videonya, aku selalu termotivasi untuk bangkit lagi. Bersyukur karena Tuhan bangkitkan orang yang humble seperti Jerome Polin. 

Pada hari ini, tanggal 09 Juni 2021 aku mau cerita sedikit tentang health conditionku. Kemarin genap 3 bulan aku menjalankan pengobatan (terapi dan akupuntur), dan sampai sekarang belum membuahkan hasil yang manis banget, ya walaupun ada perubahan sih. Oleh karena itu, hari ini aku dan mami memutuskan untuk pergi ke klinik dokter tulang di New Taipei City namanya 合文骨科診所. Setelah diperiksa hasil X-Ray, dokternya mendiagnosis bahwa ada tumbuh tulang lunak di bagian telapak kaki kiriku sehingga menekan saraf di kaki dan menyebabkan rasa sakit. Sementara, untuk kaki kananku ternyata penyebab neuropati nya adalah karena penyempitan pada tulang rusuk ke 4 dan 5. Ia menganjurkan pengobatannya dengan di laser. Pengerjaannya sendiri selama 15 menit dan tidak akan ada rasa sakit sama sekali, tingkat kesuksesannya pun besar berdasarkan pengalaman yang ada. Namun, biayanya luar biasa, MAHAL.... bisa mencapai 75 juta uang Indonesia kalau tidak di cover sama asuransi. 

Setelah kembali dari dokter aku benar-benar down banget. Lalu berpikir kenapa sih hidup itu selalu aja ada masalah, dan kenapa misteri penyakit ini susah sekali untuk dipecahkan, boro-boro dipecahkan, ditemukan penyebab utamanya aja engga ada yang sama. Perawat di tempat aku rehab sempat berkata bahwa penyebab utama kakiku tidak bisa jalan normal ini memang tidak sederhana, pasti ada beberapa faktor yang memengaruhi. Kalau dari perspektif dokter saraf di 長庚, ia berkata bahwa ini dikarenakan aku sering silang kaki dan kurang olahraga, tapi opini dokter tulang di 合文骨科診所 beda lagi (katanya karena ada penyempitan di spine ku). Huft... benar-benar lelah dan rasanya mau menyerah. Namun, aku tiba-tiba diingatkan kalau aku masih diberi kesempatan untuk hidup dan BERJUANG, maka apa hakku untuk menyerah? Apalagi Tuhan sudah berikan cara dan bantuan dari sana-sini, benar-benar tidak ada alasan untuk menyerah begitu saja. 

Kalau membaca kisah hidup orang yang berjuang dan akhirnya sukses seperti Jerome Polin itu rasanya sangat menginspirasi dan menyenangkan, tapi kalau kita sendiri yang menjalankannya terasa susahnya pake banget. Tapi, kesulitan membuat aku sadar bahwa ga semua orang bisa sukses dengan menerapkan teori American Dreams, faktanya mayoritas orang juga melakukan hal yang sama. Memang betul, kesuksesan setiap orang berbeda, ada yang sukses dalam karir, sukses dalam studi, sukses dalam keluarga, dan sebagainya... Namun bagiku sekarang, aku mau sukses dalam kesehatan. Aku berbohong kalau mengatakan aku ga pernah iri sama orang yang sehat dari lahir, lebih bohong lagi kalo berkata aku selalu bersyukur akan semua keadaanku. Seringkali aku merasa kalo hidup itu ga adil, terutama waktu sakit yang bukan disebabkan oleh pola hidup dan perilakuku sendiri, melainkan bawaan dari genetik. Sedih dan kesal sekali rasanya, tapi sekali lagi aku tahu dan diingatkan bahwa Tuhan itu ada. Kalau Ia mengizinkan semua ini terjadi berarti Ia mau aku belajar sesuatu, setidaknya belajar untuk memiliki mental yang kuat dalam menghadapi kesulitan hidup ini :). Oleh karena itu, aku mau belajar untuk percaya dan stop mengatakan why God. Memang bukan perjalanan yang mudah, tapi harus tetap SEMANGAT!

ps: also big thanks to my super mom... If she didn't come to Taiwan, I don't know what would I be right now, especially in these unstable unreliable circumstances. 

Kalo kata Jerome, "Mantappu Jiwa" "SEMANGAT"!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejadian di awal tahun 2021: Aku sakit lagi?

Bagiku, 2016 merupakan tahun yang penuh dengan kenangan karena di tahun ini banyak sekali pasang surut gelombang kehidupan yang aku alami. Dalam satu tahun, aku terbang ke dua negara yang berbeda, bukan untuk bertamasya melainkan untuk berobat. Ya, dapat dikatakan tahun ini merupakan tahun "tergelap" bagi kehidupan fisikku. Mengalami penderitaan yang tak kunjung henti, keluar masuk ruang operasi, dan aku pun (dan ibuku) dituntut untuk belajar sabar. Setelah lewat tahun ini, akupun merasa aku sudah lebih dewasa karena berhasil melalui rintangan yang ada. Alhasil, siapa yang menduga gelombang dua penderitaan kini muncul kembali? Ya, ternyata selang 5 tahun, arus penyakit lainpun tiba di hidupku. Tepat satu tahun setelah tahun Covid-19... 2021 adalah tahun penuh harapan bagi banyak orang, tidak asing terdengar dimana-mana bahwa kita semua mengharapkan perubahan. Sudah cukup menderita karena Covid sepanjang tahun 2020. Akan tetapi, tentunya tidak semua harapan kita berjalan semul

Jakarta + hujan deras = ...

Sebuah peristiwa yang sulit membuatku belajar banyak hal... Senin, 9 Februari 2015                Sebuah peristiwa 2 tahun yang lalu pun terulang. Hujan deras kembali mengguyur kota Jakarta yang ramai ini. Jalan raya yang awalnya kering, kini terlihat seperti sungai yang mengalir. Sungai itu tidak lain adalah banjir. Ketika banjir, aku bisa melihat berbagai macam ekspresi orang. Ada yang senang, ada pula yang menggerutu, tapi ada juga yang tetap bersyukur. Peristiwa ini juga membuatku bisa belajar dan merefleksikan banyak hal...                Pagi itu aku masuk sekolah. Hujan deras terus turun membasahi jalan. Awalnya, aku mengira bahwa hanya sedikit dari kami yang masuk, tapi ternyata dugaanku salah. Pelajaran berlalu seperti biasa. Namun, ketika hujan tidak henti-hentinya turun dengan deras, banyak dari kami yang bersemangat untuk pulang. Sebetulnya aku bingung dengan tindakan mereka. Jika memang bersemangat untuk pulang, untuk apa masuk sekolah? Lagipula bukankah mereka ta